
settt... awal masuk ke pulau madura. bangkalan, saya di sapa dengan hamparan sabananya yang mirip banget dengan sabana di merauke. astagfirullah... saya tanya ke iim, im madura itu gak ada gunung ya? kayak gunung hidup gitu, seperti semeru. gak ada, ya kayak gini ini. dataran rendah. iim nganggugk. sama banget kayak merauke. sama-sama gak pernah banjir juga. jadi benar. banjir bukan karna dataran rendah. tapi karna sampah.
dan hari pertama supir angkutan atau supir KOL yang agak senewen manghantarkan kata sambutannya. keliling sumenep tak tahu arah. apa di sumenep bensin itu murah ya, jadi bisa keliling gratis mondar mandir kayak gitu. cuma bisa nyengir doang lihat iim yang disebelahku mulai gerah melihat ulah supir KOL.
hari kedua bersama jez dan iim. keliling sekolah lalu jez ngasih tunjuk taman langit sumenep. wau... memang indah, seperti danau tengah pemukiman gitu. yang jelas bukan pemandangan buruk seperti kawah lapindo. ini fantastik,,,spektakuler. sumenep emang mantap. itu yang di bilang sama jez.
dan... hari buruk itu datang. perampokan. oh no, itu bukan perampokan. cuma salah paham saja. dan di negeri orang saya terdampar di pinggir jalan. tersedu menangis. bagaimana tidak. ini madura frend, saya tidak tahu harus menghubungi siapa. dan jez lagi jadi tujuan saya. menelponnya sedikit menenangkan saya. agaknya saya rela harus menunggu berjam-jam kedatangannya. dan dia tak datang. jelas saja, dia terlebih dahulu bertemu iim. alhasil, papanya iim yang menjemput saya. tak apalah.
setibanya bertemu mereka, jez menahan tawanya mengingat saat saya menelponnya. kalau di ingat-ingat...memang sedikit menggelikan sich...hahh. itu tawa yang inadah yang pernah saya lihat. saya merasa, saya temukan sosok Dedi dalam diri jez, sosok cimon dulu.. peh....
oh ya, selain sum
lombang menutup hari saya di sumenep, bentuk pantai yang menyerupai pantai merauke. mungkin saya yang lebay atau memang seperti itu keadaannya ya, entahlah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar